Search this blog


Home About Contact
Kamis, 01 Maret 2012

Kekalahan Indonesia dari Bahrain dengan skor 10-0 ternyata berbuntut panjang. FIFA menyatakan akan menginvestigasi pertandingan tersebut.

Kemenangan Bahrain tersebut menimbulkan kecurigaan karena memerlukan defisit sembilan gol dari rival mereka, Qatar di klasemen grup. Hal ini dibutuhkan agar mereka memiliki kesempatan melaju ke babak berikutnya.

Bahrain sendiri akhirnya tetap gagal melaju ke babak berikutnya karena mereka hanya dapat lolos jika Qatar mengalami kekalahan. Qatar berhasil menahan imbang Iran dengan skor 2-2 setelah menciptakan gol untuk menyamakan kedudukan pada menit 83.

"Pihak keamanan FIFA akan mengadakan pemeriksaan rutin dari pertandingan ini dan hasil akhir dari pertandingan," ujar FIFA dalam pernyataan mereka.

FIFA juga menyatakan bahwa pemeriksaan awal diberlakukan karena alasan di bawah ini.

"Berdasarkan hasil yang tidak biasa untuk dihadapkan dengan perkiraan hasil dan sejarah pertemuan kedua tim, dan minat untuk mempertahankan ketegasan kepercayaan dalam pertandingan kami."

Kiper Indonesia, Syamsidar diusir dari lapangan ketika pertandingan baru berjalan dua menit dan Bahrain mendapatkan keunggulan dari tendangan penalti. Bahrain juga mencetak gol dari penalti kedua hingga berhasil memimpin 4-0 saat babak pertama berakhir. Gawang Indonesia terus kebobolan gol pada babak kedua.

Tim nasional Indonesia telah mengalami kekalahan pada semua lima pertandingan sebelumnya di fase grup. Mereka kemasukan 16 gol dan hanya berhasil mencetak 3 gol

sumber: www.bola.net

Rabu, 29 Februari 2012

indonesia vs bahrain  


mungkin memang benar timnas kita masih jauh dari  kata-kata juara dunia terbukti di ajang pra piala dunia melawan bahrain tadi malam timnas kita di permalukan dengan skor yang sangat mengerikan yaitu 10-0.
ini adalah sejarah terburuk timnas indonesia sejak berdirinya timnas pada tahun 1936.
setelah tim kita di pecundangi oleh irak kita mendapat pengalaman yang sangat pahit di ajang piala dunia 2014 yang akan berlangsung di brazil saat menghadapi bahrain .
apakah timnas kita saat ini masih belum berhak untuk menginjakkan kaki ke ajang sepak bola yang paling populer saat ini yaitu piala dunia???
ini menjadi poin penting bagi kita supaya kita lebih mengasah kemampuan pemain-pemain muda kita.
untuk melihat video indonesia vs bahrain klik di sini
meskipun begitu kita tetap harus semangat dan terus mendukung federasi persepakbolaan kita.

sejarah timnas indonesia  

Sejarah

Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936 milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik seseorang yang berketurunan Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia milik bumiputra. Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang Belanda di Hindia Belanda menaruh hormat kepada PSSI lantaran SIVB yang memakai bintang-bintang dari NIVB kalah dengan skor 2-1 melawan VIJ.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya Maladi, Djawad, Moestaram, Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVU, Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland

sumber: wikipedia